BAB 2
23 tahun sudah peperangan terbesar sepanjang
masa yang dinamakan perang Misarita berlalu. Kini Crowl sudah tumbuh dewasa.
Setiap harinya ia harus bekerja membajak sawah,menanam padi, dan pekerjaan
petani lainnya.
Crowl yang kini sudah berumur 24 tahun tidak
pernah ingat sedikitpun tentang ayahnya. Yang dia tahu hanyalah 23 tahun yang
lalu ayahnya dinobatkan menjadi Vergan itu pun dia mengetahui dari penduduk sekitar. Dia tidak bisa
mengingat kenangan ayahnya karna saat peperangan Misarita terjadi itu crowl
masih berumur sangat kecil untuk dapat mengingat sesuatu.
Hari-harinya hanya ditemani oleh pamannya
yang bernama Aron dengan tubuh yang bungkuk dengan jenggot putih dan rambut
beruban. Crowl tidak tahu bahwa pamannya adalah salah satu jenderal perang saat
perang Misarita 23 tahun lalu.
Ibu crowl bekerja di istana untuk menghidupi
sandang pangan keluarga. Sekarang ibu
crowl menjadi tangan kanan ratu alimpa dari kerajaan Mengsue. Yang dia tahu
hanyalah ibunya bekerja di istana hanya sekedar sebagai pembantu kerajaan.
Sebenarnya ibunya adalah kepercayaan ratu alimpa saat ini.
Suatu hari Crowl disuruh pergi ke pusat
kerajaan Mengsue oleh pamannya untuk membeli bibit padi di suatu toko langganan
pamannya. Saat dia mencari-cari bibit yang diperlukan ia melihat satu buah
pedang yang sangat gagah terpampang di dinding, saat itu ia sangat ingin
belajar memainkan pedang.
Setelah melihat-lihat pedang dan menemukan
bibit padi yang dia cari, Ia langsung pergi ke kasir untuk membayarnya saat ia
hendak membayarkan uang Crowl bertemu dengan Sean salah satu jenderal yang
menjadi tangan kanan raja saat ini. Sean melihat Crowl dan tersenyum kepadanya,
perlahan-lahan Sean mendekati Crowl dengan sengaja Sean memukul Crowl, anehnya
Crowl yang sangat tidak tahu tentang perkelahian dapat menangkis pukulan
andalan Sean yang dapat meruntuhkan dinding istana dalam satu pukulan .
Sean terheran-heran baru kali ini ada orang
yang mampu menahan pukulan mautnya. Dia mengira inilah yang dikirimkan oleh
dewa langit untuk melindungi Mengsue dari mara bahaya, atau THE NEXT OF VERGAN!
pikirnya
Dengan tatapan yang masih terheran-heran
Sean berkata “Kamu sangat kuat kamu pantas untuk Menjadi Prajurit bahkan
jenderal perang Mengsue”.
“a..a..aku jadi Jenderal perang?” dengan
terbata-bata Crowl menjawab perkataan Sean.
“iya kamu pantas untuk menjadi seorang Jenderal
Perang. Datanglah ke hutan seo untuk menemuiku di camp pelatihan besok” jawab
Sean untuk mengajak Crowl
“iya besok aku akan pergi kehutan seo, terima
kasih” dengan girangnya Crowl menjawab omongan Sean dan berlari keluar toko
dengan wajah sumringah.
Lama dia berlari sampailah dia dirumah,
seperti biasa pamannya sedang duduk didepan rumah sambil meminum segelas kopi
hangat. Dia langsung memberikan bibit pesanan pamannya dan berkata “Paman
kelihatannya tekatku sudah bulat, aku ingin menjadi seorang Jenderal Perang”
Pamannya yang sangat kaget dengan perkataan
Crowl langsung memuncratkan kopi yang masih ada dimulutnya ketanah dan berkata
“Benarkah? Menjadi Jenderal Perang tidaklah mudah kita harus membuat prajurit
kita untuk mau melakukan apa yang kita perintah dan memikirkan strategi untuk
perang yang bagaimanapun caranya harus menang dalam perang tersebut”
“aku siap paman bahkan lebih dari siap”
jawab Crowl memastikan pamannya.
“tapi umurmu masih sangat muda kamu kurang
pengalaman, kamu harus berlatih menjadi prajurit dan pastikan gurumu kalau kamu
layak jadi jenderal. Dan satu lagi bagaimana dengan ibumu?” jawab pamannya
dengan semangat muda layaknya seorang jenderal.
Dengan penuh percaya diri Crowl menjawab
dengan tegas “Siap paman aku akan berlatih memainkan pedang dan aku akan
menjadi seorang jenderal perang, soal ibu biar aku bicarakan nanti padanya”
Crowl melanjutkan
pekerjaannya yang harus ditunda karena perintah pamannya tadi. Tapi dia bersyukur
karena gara-gara dia disuruh untuk membeli bibit ia di undang ke hutan seo
untuk mengikuti pelatihan di camp kerajaan mengsue.